lagi buka2 email yang sudah lama tidak di buka, eh ketemu sama attachment seperti ini , taunya ini merupakan salah satu cerpen ane yang waktu it uane kirim dalam sebuah lomba dan alhamdulillah kalah :D
pas dibuka "MasyaAllah" itu kalimat yang keluar dari mulut ane . Masya Allah fitri pernah selabil ini tooh :D
pas dibuka "MasyaAllah" itu kalimat yang keluar dari mulut ane . Masya Allah fitri pernah selabil ini tooh :D
Peluk Aku 3 Menit
Kriiingg, bunyi handphone berdering membangunkan Kevin dari tidurnya. Dengan mata masih terpejam, Kevin mengangkatnya. Suara wanita lembut dan manis terdengar dari handphone.
''sayang bangun dong, sholat subuh dulu.
''iya sayang makasih ya,'' jawab Kevin dengan
suara yang masih serak.
Kemudian Kevin bergegas ke kamar mandi untuk
cuci muka, wudhu kemudian segera sholat subuh.
Ritual semacam ini memang berlangsung setiap
hari. Reva, pacar Kevin yang sedang kuliah di Bandung memang sangat perhatian.
Kevin sendiri kuliah di salah satu Universitas Negeri di kota Solo. Jarak
memang memisahkan mereka sekitar dua tahun lalu. Walaupun dipisahkan oleh
jarak, mereka berdua memutuskan untuk tetap komitmen terhadap hubungan mereka.
Bagi mereka jarak bukan halangan untuk menjalin sebuah hubungan. Perhatian dan
kasih sayang tetap bisa ditunjukkan walau hanya lewat sms atau telepon.
Karena kesibukan masing-masing, mereka berdua
juga jarang untuk bertemu. Dalam setiap bulan mereka hanya bisa bertemu 1-2
kali. Namun, semua itu tidak mengganggu hubungan mereka selama 3 tahun ini.
Walaupun banyak halangan, dari hari ke hari hubungan mereka malah semakin
mesra. Karena bagi mereka kunci sebuah hubungan adalah setia dan saling
percaya. Oleh karena itu mereka sangat menikmati hubungan jarak jauh ini.
Reva berpacaran dengan Kevin sejak mereka berdua
masih duduk di bangku Sma. Setelah lulus Sma, Reva memutuskan untuk
meninggalkan kota Solo. Dia diterima di salah satu Universitas di Bandung. Reva
tinggal di sebuah kontrakan bersama sahabatnya, Devi. Devi merupakan mahasiswi
yang berasal dari Bali. Reva sangat dekat dengan Devi, mereka berdua sering
curhat tentang banyak hal. Mulai dari keluarga, pacar, masalah kuliah dan
banyak hal. Hampir setiap hari mereka selalu berdua kemana-mana.
Suatu hari Reva bertanya sesuatu kepada Devi.
''Beb, kado apa ya yang cocok buat cowok?
''Ya kasih aja yang dia suka dan bisa dipakai
setiap saat, misalnya kaos atau jaket,'' jawab Devi.
Yaudah aku mau kasih jaket aja, kayaknya juga
cocok untuk musim hujan kayak gini.
Dua hari kemudian pak pos membawa sebuah
bungkusan ke rumah Kevin.
''Benar ini rumahnya saudara Kevin?,''tanya pak
pos.
''iya pak benar ada apa ya?
''ini mas, ada kiriman dari Reva di Bandung.
''oh iya pak terima kasih,
Setelah pak pos pergi Kevin segera membuka
kiriman itu karena penasaran. Sebuah jaket berwarna merah dengan sebuah
kartu ucapan yang berbunyi, Happy birthday sayang..
Dipake ya biar inget aku terus..
Bahagia dan terharu, itulah perasaan Kevin saat
itu walaupun jauh Reva masih sempat memberikan kado di ulang tahunya.
Kevin segera menelpon Reva pujaan hatinya
'Halo sayang, makasih banget ya. Jaketnya bagus
banget.
''Sama-sama sayang itu kado dari aku, maaf ya
belum bisa pulang dan ketemu.
''ah gak papa sayang, asal kamu inget aku ulang
tahun aja aku udah seneng banget. Aku sayang kamu Reva.
''Aku juga sayang banget sama kamu,'' balas
Reva.
Obrolan lewat telepon itu berlangsung lama dan
sangat bermakna.
Beberapa bulan kemudian Kevin merasa ada yang
aneh dengan Reva. Dia seperti kurang semangat dan sering mengeluh sakit. Setiap
Kevin tanya, Reva selalu bilang tidak ada apa-apa. Reva hanya bilang capek dan
pusing karena tugas kuliah yang menumpuk. Kevin juga sudah bertanya
kepada Devi dan Didi adik kandung Reva. Namun, mereka berdua juga bilang tidak
ada apa-apa. Kevin menjadi lebih tenang karena mereka bilang Reva baik-baik
saja.
Suatu hari Kevin mendapat telepon dari Devi,
''Vin, Reva sering mengeluh pusing, bahkan
kemarin dia pingsan.
''ah, serius dev. Aduh aku jadi khawatir nih..
''kamu tenang aja vin, kemarin udah aku bawa ke
rumah sakit kok. Ini udah baikan dia.
''yaudah, makasih ya dev, tolong jagain Reva,
soalnya aku gak ingin dia kenapa-kenapa.
''siap bos, itu udah jadi tugasku.
Setelah mendapat kabar itu Kevin langsung
memarahi Reva, soalnya Reva tidak pernah bilang kalau dia sakit dan pernah
jatuh. Setelah dijelaskan Kevin mengerti, Reva tidak ingin membuat Kevin
khawatir. Tapi Kevin meminta apapun yang terjadi, Reva harus memberitahunya.
Dua minggu kemudian Kevin agak terkejut, karena
Reva tiba-tiba menyuruh Kevin untuk menemuinya di Bandung. Sedikit heran, namun
Kevin tetap berfikir positif.
''Ah, mungkin Reva kangen, udah lama gak ketemu
juga.''
Sabtu malam, Kevin berangkat menuju Bandung
dengan kereta. Kevin sudah tidak sabar untuk segera sampai dan bertemu dengan
pujaan hatinya. Kemudian dia terlelap tidur ditemani dengan suara gesekan roda
kereta dengan rel.
Esok paginya sampai juga Kevin di Bandung, di
depan stasiun Kevin sudah dijemput oleh kekasihnya.
''Halo sayangg, apa kabar? Kangen banget ni,''
ujar Reva
''iya aku juga kangen banget sama kamu,''
jawabnya sambil memeluk erat tubuh Reva.
''Ada apa nih yang, tumben dadakan suruh ke
Bandung?
''ntar aja di kontrakan aku ceritain,pokoknya
surprise.
Setelah sampai di kontrakan, mereka berdua
ngobrol panjang lebar. Maklum sepasang kekasih yang dipisahkan jarak, sekali
ketemu langsung melepas rindu. Kemudian mereka berbicara tentang inti kenapa
Kevin disuruh ke Bandung.
''Gini, aku pengen ngajak kamu ke puncak yang.
Udah lama aku pengen ngajakin kamu kesana.
''wah, menarik sekali itu. Yaudah besok pagi ya.
Sekarang aku istirahat dulu.
''ok sayang.
Pagi harinya Kevin mengarahkan mobilnya ke
puncak. Setelah beberapa jam mereka berdua sampai juga di kawasan puncak. Udara
yang begitu dingin dan sejuk menambah romantis suasana. Reva mengajak Kevin ke
sebuah kebun teh. Kemudian mereka berdua sampai di sebuah kebun teh yang sangat
luas dan hijau.
Tampak raut muka bahagia tergambar jelas di
wajah mereka saat itu.
Namun, suasana sedikit berubah ketika Reva
berbicara sesuatu kepada Kevin.
''Sayang, indah banget ya suasananya, apalagi
ada kamu disamping aku.
''iya sayang, makasih ya udah membawaku ke
tempat seperti ini.
''iya sayang, tapi apa bisa ya aku merasakan
suasana kayak gini lagi. Atau mungkin ini yang terakhir.
''Husss, apaan sih, gak boleh bilang
gitu,''sahut Kevin.
''ya kan semuanya kita gak tau yang .
''Iya, tapi gak boleh ngomong kayak gitu.
Mereka berdua bercerita banyak hal dan
pengalaman di kota masing-masing. Obrolan mereka juga diselingi dengan canda
dan tawa. Sungguh suasana yang sangat romantis.
Namun, tiba-tiba Reva meminta sesuatu kepada
Kevin.
''emm, sayang aku boleh minta sesuatu gak?
''anything sayang, sebutin aja.''
''Peluk aku 3 menit aja,
''Ih apaan sih, yaudah sini aku peluk.
Saat mereka berpelukan, tidak diduga Reva
meneteskan air mata.
''Loh, kenapa menangis yang?
''Gak papa kok, terharu aja bisa ketemu kamu.
Kangen banget sih
''uuuh, so sweet yaudah sini aku peluk
tambah erat.
Langit tampak mendung saat itu, mereka berdua
memutuskan untuk pulang ke kontrakan. Setelah sampai rumah, mereka berdua
langsung tidur.
Esok harinya Kevin akan balik ke Solo, karena
ada urusan yang harus dikerjakan. Reva mengantarkan kekasihnya ke stasiun. Sekaligus
mengucapkan selamat jalan kepada Kevin.
''Hati-hati ya yank. Kapan-kapan gantian aku
yang pulang ke Solo
''iya sayang, aku tunggu lho.
'' I love u.
Kevin segera masuk dan mencari tempat duduk.
Mereka berdua berpisah seiring jalanya roda kereta menuju Solo.
Setelah seminggu pulang dari Bandung, Kevin
seakan lost contact dengan Reva. Di telepon gak diangkat, di sms gak pernah
dibales. Perasaan marah dan kecewa meliputi Kevin saat itu. Kevin sudah mencari
kabar dari keluarga dan teman-temanya, tapi juga tidak ada balasan.
Tiba-tiba Kevin mendapat telepon dari nomor
asing.
''iya halo, ini siapa?
''emm, ini saya mamahnya Reva nak.
''Oh tante Ira, iya tante ada apa ya kok tumben?
''gini nak, ini soal Reva,maaf baru bisa
menghubungi sekarang'' jawab tante Ira sambil menangis.
''kenapa tante menangis, ada apa dengan reva
tante? Jawab!!
''Minggu kemarin Reva telah meninggalkan kita
semua. Tolong nak Kevin mengikhlaskanya ya.
apaaa???,'' jawab Kevin bak kesambar petir di
siang bolong.
Tidak sepatah katapun yang terucap di mulut
Kevin, handphone yang dia pegang pun terjatuh. Perasaan sedih yang luar biasa
pada saat itu, tubuh Kevin langsung lemas seakan tak ada tenaga. Air matapin
mulai membasahi pipinya.
''Kenapa Tuhan, kenapa ini terjadi pada Reva!
Aku cinta mati kepada Reva, kenapa kau
mengambilnya, kenapa?
Engkau tidak adil Tuhan! Kenapa harus Reva,
kenapa tidak orang lain?
Kevin masih tidak percaya apa yang telah
terjadi. Dia masih tidak terima atas apa yang menimpa terhadap Reva.
Setelah seminggu keadaan Kevin sudah mulai
membaik, dia sudah mulai menerima dan ikhlas atas kepergian Reva. Namun tidak
bisa dipungkiri, perasaan sedih masih menggelayutinya.
Datang seorang lelaki berumur belasan tahun ke
rumah Kevin, Didi rupanya yang datang.
''Eh didi, ada apa? masuk dulu sini.
''gak usah kak cuma bentar kok, sebelumnya maaf
tidak sempat memberi tahu tentang kak Reva.
''yaudah gak papa, semua sudah terjadi gak ada
yang perlu disesali.
''aku cuma mau ngasih ini kak.
Didi memberikan sebuah buku semacam diary.
''apa ini dek?
''itu diary milik kak Reva, sebelum meninggal
dia berpesan untuk memberikan diary ini kepada kak Kevin. Tolong nanti buka
halaman terakhir.
''Iya dek makasih ya,
''sama-sama kak, aku langsung pamit ya.
Setelah itu, Kevin membawa diary milik Reva ke
kamarnya. Dibolak balik dari halaman awal, berjajar tulisan yang rapi berisi
tentang kehidupan Reva. sampailah Kevin pada halaman terakhir yang disebutkan
Didi tadi. Di halaman itu terdapat sebuah tulisan yang lumayan panjang. Setiap
membaca kata demi kata Kevin meneteskan air mata dan tak mampu berkata apapun.
Sebuah tulisan terkahir dari Reva untuk kekasihnya :
Sayang,
ketika kamu baca tulisan ini
mungkin aku sudah tidak ada di dunia. Maaf tidak pernah memberitahu tentang hal
ini, karena aku tidak ingin membuat kamu khawatir. Sebenarnya aku sudah lama
mempunyai penyakit parah. Aku punya penyakit kanker otak, itu alasan kenapa aku
sering mengeluh sakit. Semakin hari penyakit itu semakin parah dan menggerogoti
otaku. Dan pada akhirnya dokter memvonis kalau hidupku tidak lama lagi. Sedih,
terpukul pada saat itu, karena sebentar lagi aku bakal meninggalkan orang-orang
yang sangat aku sayangi. Papa, mamah, Didi, Kamu, Devi dan teman-teman yang
lainnya. Namun, itu adalah kenyataan yang harus aku jalani. Mungkin Tuhan lebih
sayang padaku, sehingga memanggilku lebih cepat.
Sayang,
Terima kasih sudah menjadi
bagian hidupku, terima kasih sudah membuat hidupku menjadi lebih berwarna.
Memilikimu adalah takdir, bersamamu adalah kebahagiaan dan mencintaimu adalah
anugrah terindah.
Kamu adalah pria terhebat yang
pernah aku temui.
Sayang,
Inget gak waktu aku suruh kamu
datang ke Bandung,itu mungkin permintaan aku terakhir kali.
karena aku lama sekali pengen
ke kebun teh bersamamu, di sisa umurku aku ingin sekali bisa kesana.
dan kemarin akhirnya kamu
memenuhinya.
dan kenapa pelukan di kebun
teh itu aku minta cukup lama, karena 3 menit itu menjadi pelukan terkahir
untukku.
Sayang,
Mungkin di dunia kita belum
jodoh, tapi aku yakin suatu saat nanti kita akan bertemu di alam sana nanti.
Alam yang lebih indah dari dunia. Alam yang akan menjadi tempat untuk kita
berdua selamanya.
Semoga kamu dapat pengganti
yang lebih cantik, lebih baik dan lebih segalanya dariku.
Yang bisa menerima kamu apa
adanya.
Karena aku ingin melihatmu
bahagia.
Sayang,
Terima kasih sudah bersamaku
selama 3 tahun ini. Terima kasih untuk kasih sayang yang kau berikan. Terima
kasih udah menjadi terang dalam gelapku.Maafkan aku jika sering cerewet, jutek,
itu semua karena aku sayang sama kamu.
Yaudah sayang, jaga diri kamu
baik-baik ya.
Salam buat semua keluarga dan
teman-teman.
Aku cinta kamu Kevin!!
With Love
Reva
Aq gak mw kehilangan pcrq
ReplyDelete